BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Sistematika hama rayap
(Coptotermes curvinagthus
Holmgren) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum :
Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo :
Isoptera
Famili :
Rhinotermitidae
Genus :
Coptotermes
Rayap termasuk binatang Arthropoda, kelas
insecta yang berasal dari ordo isoptera
yang dalam perkembangan hidupnya mengalami metamorphosa gradual atau bertahap.
Kelompok binatang ini pertumbuhannya melalui tiga tahap yaitu telur, nimfa dan
tahap dewasa. Setelah menetas dari telur nimfa akan menjadi dewasa dengan
melalui beberapa instar, yaitu bentuk diantara dua masa perubahan. Bentuk ini
sangat gradual, sehingga baik dari bentuk badan pada umumnya, cara hidup maupun
makanan pokok antara nimfa dan dewasa adalah serupa. Pada nimfa yang bertunas
sayapnya akan tumbuh lengkap pada instar terakhir, saat binatang itu mencapai
kedewasaan.
Rayap
adalah kelompok serangga yang memiliki kemampuan mencerna selulosa, yaitu
produk alami yang banyak terdapat di alam misalnya pada kayu, daun, batang,
kertas, dan karton. Sudah sejak lama rayap diidentikkan dengan terjadinya
kerusakan pada bangunan, komponen kayu dalam rumah, buku, arsip, dokumen serta
beberapa jenis tanaman pertanian atau perkebunan seperti karet dan kelapa
sawit yang tidak luput dari serangannya.
Dari perilaku makan yang
demikian kita menarik kesimpulan bahwa rayap termasuk golongan makhluk hidup
perombak bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan
kehidupan dalam ekosistem kita. Mereka merupakan konsumen primer dalam rantai
makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus beberapa unsur penting seperti
karbon dan nitrogen.
Tapi masalahnya adalah manusia juga merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan saja untuk makanannya tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak permasalahannya, sehingga manusia bersaing dengan rayap."
Tapi masalahnya adalah manusia juga merupakan konsumen primer yang memerlukan hasil-hasil tanaman bukan saja untuk makanannya tetapi juga untuk membuat rumah dan bangunan-bangunan lain yang diperlukannya. Di sinilah letak permasalahannya, sehingga manusia bersaing dengan rayap."
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah dalam tulisan ini adalah
sebagai berikut :
- Bagaimana tingkah laku atau cara hama rayap dalam beradaptasi atau mempertahankan hidup?
1.3.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
1.3.1
Untuk
mengetahui tingkah laku atau cara hidup rayap dalam mempertahankan hidup.
1.3.2
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung
perkembangan hama rayap.
1.4. Manfaat
Penulisan
Adapun manfaat
yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.4.1
Untuk memberikan sumbangan pemikiran kepada pembaca
tentang tingkah laku dan cara hidup hama rayap dalam mempertahankan hidup.
1.4.2
Untuk memberihtahukan kepada pembaca faktor – faktor
apa sajakah yang mendukung perkembangan hama rayap.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Gambaran Umum Rayap ( Coptotermes curvinagthus Holmgren )
Lebih jauh tentang rayap, rayap merupakan mahluk prasejarah, berfungsi sebagai pengurai kayu di ekosistem.
Tanpa kehadiran mereka, bumi ini akan penuh oleh sampah kayu yang membusuk.
Sering disalahartikan sebagai semut putih, yaitu sebuah kelompok
serangga sosial yang pada umumnya diklasifikasikan sebagai ordo Isoptera yang
berasal dari bahasa Yunani (iso = sama dan ptera = sayap). Pada umumnya
rayap mengkonsumsi pohon yang sudah mati/kering, dalam bentuk kayu, tangkai
daun, tanah atau bangkai hewan.
Sekitar 10% dari 4,000 jenis
(sekitar 2,600 species telah diketahui bentuk taksonominya) dikenal sebagai
hama yang dapat menyebabkan kerusakan struktural pada bangunan, tanaman atau hutan
plantasi. Rayap
adalah detrivores (pengkonsumsi material organik yang membusuk), khususnya di
daerah subtropis dan tropis, dan kemampuan mereka mendaur ulang kayu dan bahan
tanaman lain adalah hal yang penting bagi keseimbangan ekologi.
Sebagai serangga sosial, rayap
hidup dalam bentuk koloni. Sebuah koloni mapan dapat beranggotakan ratusan
hingga jutaan individual.
Kehadiran rayap di bangunan kita
adalah sebagai konsekuensi dari pembukaan lahan, yang mana pada awalnya adalah
habitat koloni untuk mencari makan, kemudian dirubah menjadi bangunan yang
berakibat hilangnya sumber makanan bagi rayap. Karena koloni rayap berada
dibawah bangunan kita, maka bangunan kitalah yang dijadikan sumber makanan
mereka.
BAB III
METODE PENULISAN
Metode Penulisan
Metode yang
diterapkan dalam penyusunan tulisan ini adalah metode kajian pustaka. Metode
kajian pustaka dilakukan dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dari
literatur, media internet yang relevan yang dapat memberikan informasi dalam
pembuatan tulisan ini.
Langkah-langkah
dalam Penulisan
Adapun
langkah-langkah yang dilakukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
- Identifikasi Masalah
- Pengumpulah informasi
- Pengumpulan data melalui media cetak dan media elektronik yang relevan untuk mendukung analisis dan sintesis permasalahan.
- Analisis dan sintesis terhadap permasalahan serta perumusan solusi
- Penyusunan hasil analisis dan sintesis dalam bentuk tulisan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rayap termasuk ke dalam ordo isoptera,
mempunyai 7 famili termitidae yang merupakan kelompok rayap tinggi. Rayap
merupakan serangga pemakan kayu (Xylophagus) atau bahan – bahan yang mengandung
selulosa. Kelompok binatang ini pertumbuhannya melalui tiga tahap yaitu
telur, nimfa dan tahap dewasa. Setelah menetas dari telur nimfa akan menjadi
dewasa dengan melalui beberapa instar, yaitu bentuk diantara dua masa
perubahan. Bentuk ini sangat gradual, sehingga baik dari bentuk badan pada
umumnya, cara hidup maupun makanan pokok antara nimfa dan dewasa adalah serupa.
Pada nimfa yang bertunas sayapnya akan tumbuh lengkap pada instar terakhir,
saat binatang itu mencapai kedewasaan.
Telur yang menetas
yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi,
tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama bertelur betina mengeluarkan
4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang
membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C.
curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari.
Dalam perkembangan
hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diatur dalam koloni dan
terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang
sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib
rayap dewasa yang siap terbang dapat diatur.
Kasta pekerja
jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni rayap.
Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang
menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur
sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah
6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan.
Kasta pekerja
berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai warna yang
lebih gelap dibandingkan dengan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapisin
dengan polisacharida yang disebut chitin dan menebal pada bagian rahangnya.
Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak
berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi mandul.
Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian
berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron. Rayap bertubuh
lunak dan berwarna putih. Sayap depan dan belakang ukurannya hampir sama dan
diletakkan datar diatas abdomen pada waktu beristirahat. Bila sayap rayap
terputus sepanjang sutera, hanya meninggalkan dasar sayap atau potongan yang
menempel pada thoraks. Abdomen pada rayap lebih berhubungan dengan thoraks,
kasta yang mandul (pekerja dan serdadu) pada rayap terdiri dari 2 kelamin.
Kasta – kasta reproduktif terbentuk dari telur yang dibuahi. Kepala berwarna
kuning, antena, labrum dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran
panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen.
Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara sebelah
dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel
2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum
1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian abdomen
ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen bewarna putih
kekuning-kuningan.
Kasta Rayap
Masyarakat rayap
terdiri atas kelompok - kelompok yang disebut kasta. Masing – masing kasta
mempunyai tugas sendiri - sendiri yang dilakukan dengan tekun selama hidup
mereka, demi untuk kepentingan kesejahteraan, keamanan dan kelangsungan hidup
seluruh masyarakatnya.
1. Kasta
reproduktif
Terdiri atas
reproduktif primer dan reproduktif suplementer. Kasta reproduktif primer adalah
pasangan ratu dan raja yang merupakan pasangan pendiri koloni, ukuran ratu
lebih besar dari raja. Kasta ini keluar meninggalkan sarang (swarming) dan
disebut juga dengan laron. Kasta reproduktif primer mempunyai sepasang sayap
dan mata majemuk yang jelas dan warnanya agak tua. Pada musim-musim tertentu
kasta ini dihasilkan dalam jumlah yang cukup banyak.
Kasata reproduktif
suplementer adalah individu jantan dan betina, mempunyai tonjolan sayap,
warnanya kurang tua dari kasta reproduktif primer dan matanya lebih kecil.
Rayap suplementer terbentuk dari nimfa-nimfa dan mencapai kematangan kelamin
tanpa mencapai tahap-tahap dewasa, bersayap penuh dan tanpa meninggalkan
sarang. Kasta ini bertugas mengganti segmen antenanya. Biasanya dalam stadia
nimfa, rayap mengalami instar 5-8 kali. Setelah mengalami stadia nimfa, rayap
memasuki stadia imago atau dewasa.
2. Kasta
prajurit
Kasta prajurit
berbeda dari kasta – kasta lainnya karena perkembangan kepala dan mandibulanya.
Jumlah prajurit dalam satu koloni biasanya tidak lebih dari 100%. Kasta ini
ditandai dengan bentuk tubuh kekar karena penebalan kulitnya agar mampu
melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan
kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik diantara para pekerja
yang sibuk mencari dan mengangkut makanan.
3. Kasta
Pekerja
Kasta ini
membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80% populasi dalam
koloni merupakan individu – individu pekerja. Kasta pekerja terdiri dari nimfa
dan dewasa yang steril, memiliki warna yang pucat dan mengalami penebalan di
bagian kutikula, tanpa sayap dan biasanya tidak memiliki mata, memiliki
mandible yang relative kecil.
Pada rayap terjadi
pembagian polimorfismenya artinya di dalam satu spesies terdapat bermacam –
macam bentuk dan tugas yang berbeda. Rayap hidup berkoloni, dalam koloni
terdapat pembagian tugas kerja yaitu :
1. Ratu, yakni
laron (rayap betina fertil) biasanya tubuh gemuk dan tugasnya adalah bertelur.
2. Raja, yaitu laron (rayap jantan fertil) yang tugasnya melestarikan
keturunan.
3. Pekerja, rayap yang bertugas memberi makan ratu dan raja serta menjaga
sarang dari kerusakan. Sifat rayap pekerja dan serdadu bersifat steril.
Selain mempunyai kasta dalam
koloninya rayap juga mempunyai sifat-sifat yang sangat berbeda dibanding dengan
serangga lainnya. sifat rayap terdiri dari :
1. Cryptobiotik, sifat rayap
yang tidak tahan terhadap cahaya.
2. Thropalaxis, perilaku rayap
yang saling menjilati dan tukar menukar makanan antar sesama individu.Rayap
muda yang baru saja ditetaskan dari telur belum memiliki protozoa yang
diperlukannya untuk mencernakan selulosa. Demikian pula setiap individu rayap
yang baru saja berganti kulit tak memiliki protozoa karena simbion ini telah
keluar bersama kulit yang ditinggalkannya (karena kulit usus juga ikut
berganti). Individu rayap tersebut diberi “re-infeksi” protozoa oleh para
pekerja dengan melalui trofalaksis. Trofalaksis adalah perilaku berkerumun di
antara anggota-anggota koloni, dan saling “menjilat” anus dan mulut. Dengan
perilaku ini protozoa dapat ditularkan kepada individu-individu yang
memerlukannya. Penyebaran feromon dasar juga diduga terlaksana melalui perilaku
trofalaksis.
3. Kanibalistik, perilaku rayap
untuk memakan individu lain yang sakit atau lemas.Kanibalisme berfungsi untuk
mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi energi, dan berperan dalam
pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap.
4.Neurophagy , perilaku rayap yang memakan bangkai individu lainnya.Seringkali
rayap – rayap membersihkan satu sama lain dengan bagian – bagian mulut mereka,
barangkali sebagai satu akibat dari daya tarik sekresi yang biasanya dapat
diperoleh pada tubuhnya. Makanan rayap terdiri dari kupasan kulit dan
tinja individu – individu lain, individu – individu yang mati, bahan – bahan
tumbuh – tumbuhan seperti kayu – kayuan dan produk – produk kayu.
Perilaku Rayap
Semua rayap makan kayu dan bahan berselulosa, tetapi
perilaku makan (feeding behavior ) jenis-jenis rayap bermacam-macam. Hampir
semua jenis kayu potensial untuk dimakan rayap. Memang ada yang relatif awet
seperti bagian teras dari kayu jati tetapi kayu jati kini semakin langka. Untuk
mencapai kayu bahan bangunan yang terpasang rayap dapat "keluar" dari
sarangnya melalui terowongan-terowongan atau liang-liang kembara yang
dibuatnya. Bagi rayap subteran (bersarang dalam tanah tetapi dapat mencari
makan sampai jauh di atas tanah), keadaan lembab mutlak diperlukan. Hal ini
menerangkan mengapa kadang-kadang dalam satu malam saja rayap Macrotermes dan
Odontoterme s telah mampu menginvasi lemari buku di rumah atau di kantor
jika fondasi bangunan tidak dilindungi. Sebaliknya, rayap kayu kering (Cryptotermes)
tidak memerlukan air (lembab) dan tidak berhubungan dengan tanah. Juga tidak
membentuk terowongan-terowongan panjang untuk menyerang obyeknya. Mereka
bersarang dalam kayu, makan kayu dan jika perlu menghabiskannya sehingga hanya
lapisan luar kayu yang tersisa, dan jika di tekan dengan jari serupa menekan
kotak kertas saja.
Pola perilaku rayap adalah
kriptobiotik atau sifat selalu menyembunyikan diri, mereka hidup didalam tanah
dan bila akan invasi mencari objek makanan juga menerobos di bagian dalam, bila
terpaksa harus berjalan dipermukaan yang terbuka, mereka membentuk pipa
pelindung dari bahn tanah atau humus.
Setiap koloni rayap mengembangkan karakteristik
tersendiri berupa bau yang kas untuk membedakannya dengan koloni yang lain.
Rayap dapat menemukan sumber makanan karena mereka mampu untuk menerima dan
menafsirkan setiap ransangan bau yang esensial bagi kehidupannya. Bau yang
dapat dideteksi rayap berhubungan dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri.
Sistem sarang
Membuat sarang dan hidup di dalam sarang merupakan karakteristik
dari serangga social. Beberapa jenis rayap membuat sarangnya dalam bentuk
lorong – lorong di dalam kayu atau atau lorong - lorong dalam tanah, tetapi
jenis rayap tertentu sarangnya membentuk bukit - bukit dengan konstruksi sarang
yang sangat kokoh dan sangat luas.
Berdasarkan lokasi sarang utama atau tempat
tinggalnya, rayap perusak kayu dapat digolongkan dalam tipe-tipe berikut :
1. Rayap pohon, yaitu jenis-jenis rayap yang menyerang pohon yang
masih hidup, bersarang dalam pohon dan tak berhubungan dengan tanah. Contoh
yang khas dari rayap ini adalah Neotermes tectonae (famili Kalotermitidae),
hama pohon jati.
2. Rayap kayu lembab, menyerang kayu mati dan lembab, bersarang dalam
kayu, tak berhubungan dengan tanah. Contoh : Jenis-jenis rayap dari genus Glyptotermes
(Glyptotermes spp., famili Kalotermitidae).
3. Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes spp. (famili
Kalotermitidae), hidup dalam kayu mati yang telah kering. Hama ini umum
terdapat di rumah-rumah dan perabot-perabot seperti meja, kursi dsb. Tanda
serangannya adalah terdapatnya butir-butir ekskremen kecil berwarna kecoklatan
yang sering berjatuhan di lantai atau di sekitar kayu yang diserang. Rayap ini
juga tidak berhubungan dengan tanah, karena habitatnya kering.
4. Rayap subteran,
yang umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah
mati atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di
Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari
famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptoterme s (Coptotermes
spp.) dan Schedorhinotermes. Perilaku rayap ini mirip rayap tanah
seperti Macrotermes namun perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes
untuk bersarang di dalam kayu yang
diserangnya, walaupun tidak ada hubungan
dengan tanah, asal saja sarang tersebut sekali-sekali memperoleh lembab,
misalnya tetesan air hujan dari atap bangunan yang bocor. Coptotermes pernah
diamati menyerang bagian - bagian kayu dari kapal minyak yang melayani
pelayaran Palembang - Jakarta. Coptotermes curvignathus Holmgren sering
kali diamati menyerang pohon Pinus merkusii dan banyak meyebabkan
kerugian pada bangunan.
5. Rayap tanah.
Jenis-jenis rayap tanah di Indonesia adalah dari famili Termitidae. Mereka
bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung
selulosa seperti kayu, serasah dan humus. Contoh - contoh Termitidae yang
paling umum menyerang bangunan adalah Macrotermes spp. (terutama M.
gilvus) Odontotermes spp. dan Microtermes spp. Jenis-jenis
rayap ini sangat ganas, dapat menyerang obyek-obyek berjarak sampai 200 meter
dari sarangnya. Untuk mencapai kayu sasarannya mereka bahkan dapat menembus
tembok yang tebalnya beberapa cm, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan dari
mulutnya. Macrotermes dan Odontotermes merupakan rayap subteran
yang sangat umum menyerang bangunan di Jakarta dan sekitarnya.
Bahan yang digunakan untuk membangun sarang sangat
tergantung pada makanan dan bahan yang tersedia di habitatnya. Tanah, kotoran,
dan sisa tumbuhan serta air liur merupakan bahan utama untuk pembuatan sarang.
Partikel tanah yang seringkali digunakan untuk membangun sarang dan merupakan
komponen yang dominan dapat diklasifikasikan menurut ukurannya, yaitu kerikil
>2,00 mm, pasir kuarsa 2,0-0,2 mm, pasir halus 0,2-0,02 mm, lumpur
0,02-0,002 mm, dan liat < 0,002 mm. Sedangkan kotoran dan air liur berfungsi
sebagai perekat dalam pembuatan sarang.
Faktor Pendukung Perkembangan
Rayap
Beberapa faktor pendukung perkembangan rayap meliputi:
1. Tipe tanah
Tanah bagi rayap berguna sebagai
tempat hidup dan dapat mengisolasi rayap dari suhu serta kelembaban yang sangat
ekstrim. Rayap hidup pada tipe tanah tertentu, namun secara umum rayap tanah
lebih menyukai tipe tanah yang banyak mengandung liat. Serangga ini tidak
menyukai tanah berpasir karena tipe tanah ini memiliki kandungan bahan organik
yang rendah. Hanya beberapa jenis rayap yang hidup di daerah padang pasir
diantaranya adalah Amitermes dan Psammotermes. Rayap lainnya seperti
Trinervitermes hidup pada tanah pasir yang terbuka dan memiliki sifat semi
kering dan basah. Pada areal berpasir, rayap dapat
meningkatkan infiltrasi air dan mengembalikannya ke bagian atas tanah.
2. Tipe vegetasi
Sarang rayap Anoplotermes
paciticus yang terdapat di dalam tanah dapat dilubangi oleh akar – akar
tanaman. Akar-akar tanaman tersebut dimakan oleh rayap, tetapi tidak
menyebabkan tanaman tersebut mati karena sebagian besar akar yang tidak dimakan
oleh rayap dapat menyerap bahan-bahan organik yang terdapat didalam sarang
rayap. Hal ini menunjukkan adanya interaksi antara rayap dan tumbuhan yang
sama-sama menggunakan tanah sebagai tempat hidupnya.
3. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang
mempengaruhi perkembangan populasi rayap meliputi curah hujan, suhu,
kelembaban, ketersediaan makanan, dan musuh alami. Faktor-faktor tersebut
saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain. Kelembaban dan suhu
merupakan faktor yang secara bersama-sama mempengaruhi aktivitas rayap.
Perubahan kondisi lingkungan menyebabkan perubahan perkembangan, aktivitas dan
perilaku rayap.
a. Curah hujan
Curah hujan merupakan pemicu
perkembangan eksternal dan berguna untuk merangsang keluarnya kasta reproduksi
dari sarang. Laron tidak keluar jika curah hujan rendah. Curah hujan yang
terlalu tinggi juga dapat menurunkan aktivitas rayap. Curah hujan umumnya
memberikan pengaruh fisik secara langsung pada kehidupan koloni rayap,
khususnya yang membangun sarang didalam atau dipermukaan tanah. Namun, pada
koloni Neotermes tectonae pengaruh curah hujan secara langsung sedikit,
mengingat rayap ini bersarang didalam kayu yang melindunginya dari terpaan
curah hujan. Curah hujan memberikan pengaruh tidak langsung melalui perubahan
kelembaban dan kadar air kayu.
b. Kelembaban
Perubahan kelembaban sangat
mempengaruhi aktivitas jelajah rayap. Pada kelembaban yang rendah, rayap
bergerak menuju daerah dengan suhu yang lebih rendah. Namun demikian, rayap
memiliki kemampuan untuk menjaga kelembaban didalam liang-liang kembaranya
sehingga tetap memungkinkan rayap bergerak kedaerah yang lebih kering. Jika
permukaan air tanahrendah, serangga ini hanya sedikit dipengaruhi oleh
perubahan iklim termasuk kelembaban. Rayap tanah seperti Coptotermes,
Macrotermes dan Odontotermes memerlukan kelembaban yang tinggi. Perkembangan
optimumnya dicapai pada kisaran kelembaban 75-90%. Sebaliknya pada rayap kayu
kering Cryptotermes tidak memerlukan air atau kelembaban yang tinggi.
c. Suhu
Suhu merupakan faktor penting
yang mempengaruhi kehidupan serangga, baik terhadap perkembangan maupun
aktivitasnya. Pertama, suhu maksimum dan minimum yaitu kisaran suhu terendah
atau tertinggi yang dapat menyebabkan kematian pada serangga; kedua adalah suhu
estivasi atau hibernasi yaitu kisaran suhu diatas atau dibawah suhu optimum
yang dapat mengakibatkan serangga mengurangi aktivitasnya atau dorman; dan
ketiga adalah kisaran suhu optimum. Pada sebagian besar serangga kisaran suhu
optimumnya adalah 15-380C. Rayap yang berbeda genera atau berbeda jenis dari
genera yang sama dapat memiliki toleransi suhu yang berbeda. Mekanisme
pengaturan suhu pada sarang rayap dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
(1) Dengan cara isolasi, yaitu membangun
sarang yang tebal, gudang makanan dan ruangan lain disekitar sarang. Dengan
isolasi ini suhu sarang menjadi terkontrol dan transfer panas dari luar ke
dalam sarang diperlambat.
(2) Pengaturan suhu dengan cara mengatur
arsitektur sarang (termoregulasi). Dengan adanya termoregulasi suhu antar
ruangan sarang dapat berbeda-beda dan mampu dikendalikan oleh rayap.
(3) Dengan mempertahankan
kandungan air tanah penyusun sarang. Pada jenis rayap pembuat kebun,
metabolisme makanan yang dikumpulkan dari kebun jamur (fungus-comb)mampu menghasilkan
karbondioksida, panas dan air. Panas yang dihasilkan dapat memelihara suhu
sarang sehingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran optimum yaitu 29-320C
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.Simpulan
Adapun simpulan dari penulisan ini adalah sebagai
berikut :
Rayap
termasuk ke dalam ordo isoptera, mempunyai 7 famili termitidae yang merupakan
kelompok rayap tinggi. Rayap merupakan serangga pemakan kayu (Xylophagus) atau
bahan – bahan yang mengandung selulosa. Kasta rayap terdiri dari : Kasta
Reproduksi, kasta Prajurit, dan kasta Pekerja.Rayap juga mempunyai sifat-sifat
yang sangat berbeda dibanding dengan serangga lainnya seperti : Cryptobiotik
yaitu sifat rayap yang tidak tahan terhadap cahaya, Thropalaxis yaitu perilaku
rayap yang saling menjilati dan tukar menukar makanan antar sesama individu, Kanibalistik
yaitu perilaku rayap untuk memakan individu lain yang sakit atau lemas, Neurophagy
yaitu perilaku rayap yang memakan bangkai individu lainnya. Beberapa jenis rayap
membuat sarangnya dalam bentuk lorong – lorong di dalam kayu atau atau lorong -
lorong dalam tanah, tetapi jenis rayap tertentu sarangnya membentuk bukit -
bukit dengan konstruksi sarang yang sangat kokoh dan sangat luas.
5.2.Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari
penulisan ini adalah :
Dengan paparan
menelaah pentingnya
perhatian terhadap perilaku
rayap, akan mampu meningkatkan kepedulian
masyarakat terhadap upaya-upaya
pengendaliannya. Hal ini mengingat bahwa terciptanya lingkungan permukiman yang nyaman dan tentram pada dasarnya menjadi
kewajiban semua pihak.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Nandika, Dodi dan B. Tambunan. 1990.
Deteriorasi Kayu oleh Faktor Biologis. FakultasKehutanan IPB.
2.
Natawiria, Djatnika. 1986. Peranan Rayap
dalam Ekosistem Hutan. Prosiding SeminarNasional
Ancaman Terhadap Hutan Tanaman
Industri, 20 Desember 1986. FMIPA-UI dan
Dephut.
3. Tarumingkeng, Rudy C. 1971. Biologi dan
Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia.
Lap.L.P.H. No. 138. 28
p.
om swastyastu.. kalau sempat visit juga www.feelinbali.blogspot.com nggih,, kalo mau diskusi tentang blog juga bisa, siapa tau saya bisa bantu,, suksma
BalasHapus